Sumber warna merah kemudian dinyatakan sebagai danau air asin yang kaya zat besi di bawah tanah yang terperangkap oleh gletser sedikitnya 1,5 juta tahun yang lalu. Suhu air -5 Celcius, tapi karena sangat asin jadi tidak bisa membeku.
Tapi kemudian ada kesimpulan lain tentang Rahasia darah yang mengalir di antartika, yang diungkap oleh ilmuwan dari universitas Harvard bahwa danau di bawah tanah itu sebenarnya adalah ekosistem bakteri yang kompleks, terperangkap selama ribuan tahun dalam kondisi yang sangat tidak memungkinkan untuk hidup.
Sekitar dua juta tahun yang lalu, Gletsyer ini ditutup oleh timbunan es , yang di dalamnya telah ada milyaran mikroba kuno. Terjebak di bawah lapisan es tebal, mereka tetap di sana sejak terisolasi dalam sebuah kapsul waktu alami.
Dengan tidak ada panas cahaya, oksigen dan sedikit panas, mikroba tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan energi melalui fotosintesis. Sebaliknya, mikroba mulai hidup dari mineral yang terjebak di danau dengan mereka, berkembang secara independen dari seluruh dunia kehidupan.
The existence of the Blood Falls ecosystem shows that life can exist in the most extreme conditions on Earth.
Keberadaan Ekosistem pada Darah yang Mengalir di Antartika menunjukkan bahwa kehidupan dapat eksis dalam kondisi yang paling ekstrim di Bumi.
The fascinating secrets that remain locked inside the inaccessible sub-glacier lake will help scientist understand the range of conditions to which life can adapt and to advance assessment of the possibility of life elsewhere in the solar system, in places such as Mars or Europa, an ice-covered moon of Jupiter.
Rahasia menarik yang tetap terkunci di dalam danau sub-gletser yang tidak dapat diakses, akan membantu ilmuwan memahami berbagai kondisi yang hidup dapat beradaptasi dan untuk memajukan penilaian kemungkinan adanya kehidupan di tempat lain dalam tata surya, di tempat-tempat seperti Mars atau Europa, dan Planet jupiter yang tertutup Es.
Indeed, scientists of the NASA Astrobiology Institute speculate that these worlds could contain subglacial liquid water environments favorable to hosting elementary forms of life, which would be better protected at depth from ultraviolet and cosmic radiation than on the surface.
Memang, ilmuwan dari Institut Astrobiology NASA berspekulasi bahwa dunia ini bisa berisi air atau subglacial cair yang menguntungkan untuk bentuk-bentuk dasar kehidupan, yang akan lebih terlindungi pada kedalaman dari ultraviolet dan radiasi kosmik daripada di permukaan.