Satu kelompok yang terdiri 4 petugas keamanan telah diskors dan lainnya telah dikirimkan surat disiplin atas tindakan mengizinkan delapan tahanan muslim yang sedang menunggu untuk di deportasi melakukan shalat Jumat bersama, kata para pekerja di pusat penahanan imigrasi tersebut.
Para tahanan muslim melaksanakan shalat Jum'at pada 3 Desember lalu di sebuah kapel di dalam pusat penahanan imigrasi, Rexdale Blvd, menurut anggota komunitas Muslim Toronto.
Para penjaga keamanan mengatakan mereka diberitahu bahwa mereka akan dipecat jika tetap membiarkan kaum muslimin untuk beribadah bersama lagi.
Pusat pekerja dan anggota masyarakat Muslim mengatakan larangan shalat terhadap umat Islam adalah diskriminatif karena tahanan Kristen diperbolehkan untuk melakukan ibadah dengan seorang pendeta pada hari Kamis dan Minggu.
Anna Pape dari Badan Layanan Perbatasan Kanada mengatakan hal itu bertentangan dengan aturan mereka dan protokol keamanan untuk membiarkan sekelompok tahanan di satu ruang tanpa pengawasan untuk tujuan apapun.
"Keselamatan dan keamanan adalah hal yang terpenting di fasilitas penahanan kami, dan situasi ini merupakan suatu pelanggaran keamanan," kata Pape Rabu lalu.
Tahanan bebas untuk beribadah dan dapat berkumpul untuk beribadah selama protokol keamanan ditetapkan tersebut diikuti, katanya. Mereka dapat berdoa secara bebas di kamar mereka di setiap waktu dan sajadah juga tersedia bagi mereka.
Namun Khaled Mouammar, presiden nasional Federasi Arab Kanada, menyebut pelarangan shalat berjamaah merupakan pukulan terhadap Islam.
"Jika orang Kristen diperbolehkan untuk berdoa bersama-sama lalu mengapa tidak bisa hal itu berlaku untuk Muslim?"
Mouammar berkata, "Orang-orang ini tidak diperlakukan secara adil dan ini salah."
Muslim ditahan di penjara-penjara GTA secara rutin menghadapi kesulitan dari beberapa sipir penjata yang mencoba menghalangi mereka dari beribadah sehari-hari mereka, katanya.
"Beberapa penjaga mencoba untuk mengganggu atau menyebabkan masalah bagi umat Islam selama waktu shalat," kata Mouammar. "Mereka tidak diberi perlakuan sama dengan orang dari agama lain."
Taha Ghayyur, dari DawaNet, kelompok bantuan muslim, mengatakan para tahanan Islam di pusat imigrasi menjadi sasaran dan diperlakukan tidak adil.(fq/canoe)
sumber