Menerjemahkan ilmiah pada birokrasi
Memang benar BNPB adalah aparat birokrat pemerintah yang menangani kebencanaan. Tentusaja batas-batas serta hierarchie yang ada akan mengikuti batas-batas wilayak administrasi. Tentusaja beginilah kalau bahasa ilmiah yang ditulis oleh Badan Geologi yang lintas adminitrasi di kalau diterjemahkan pada dunia briokrasi.
Dalam laporan PVMGB tanggal 14 November 2010, dibuat atau direvisi zona ancaman dan zonasinya seperti diatas. Dan tentusaja penerjemahan dalam bahasa birokrasinya menjadi seperti dibawah ini.
Memang akan sangat sulit untuk memahami bagi yang mengerti sedikit tentang geografi, tetapi untuk para birokrat mulai dari Gubernur, Kepala daerah, Bupati, Camat dan Lurah maka peta ini akan dengan mudah memberikan perintah waspada pada jajarannya.
Peta Rawan Bencana yang mengikuti batas administrasi.
Kalau tertarik mengunduh skala detilnya silahkan disini 2010-11-15_update_zonasi_ancaman_merapi_bnpb. Peta seperti ini diperlukan oleh para birokrat dalam memberikan komando ke jajarannya.
Peta ilmiah bukan peta birokrasi
Peta yang bernuansa ilmiah sebenarnya peta yang dibuat oleh Badan Geologi atau PVMBG. Peta dibawah ini tidak tergantung dari administrasi, tetapi peta ini tergantung dari kondisi geologi masing-masing daerah yang dikaji risikonya. Dasar pembuatan peta ini jelas semua aspek vulkanologi meliputi kemungkinan terjangan awanpanas, guguran lava, serta terjangan lahar dingin yang mengikuti alur-alur sungai.
Peta Rawan Bencana dengan ilmu geologi dan vulkanologi.
Peta diatas tentusaja harus direvisi sesuai dengan perubahan perilaku G Merapi. Terbantuknya dan berubahnya kawah baru tentu merubah pola luncuran, jangkauan luncuran, pola aliran sungai (DAS) serta jarak dari puncak merapi.
Peta yang dibuat BNPB memang berbeda tujuannya. Nantinya Badan Geologi pasti akan membuat peta rawan bencana yang diperbaharui seperti peta yang dibawah.
Peta lebih detil dengan skala 50:000 dapat diunduh disini.
AWAS 22 MegaByte
Peta lain tentang Kemungkinan Arah Erupsi G Merapi tahun 2006 dapat dilihat dibawah ini :
Jarak luncuran mampu mencapai 15 Km.
Tahun 2010 ini Kemungkinan arah erupsinya belum ada peta yang dipublikasikan oleh Badan Geologi. Hal ini mungkin karena morfologi Gunung Merapi sudah banyak berubah akibat letusan tahun 2006.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tehnologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta mengatakan perlu mewaspadai tiga jalur arah erupsi Merapi tahun 2010 ini pasca dinaikkannya status aktivitas gunung tersebut dari Waspada menjadi Siaga, Kamis malam kemarin. Ketiga jalur arah erupsi tersebut adalah ke Barat Daya, Selatan dan ke arah Tenggara.
Pada erupsi 2006 jarak luncur mencapai tujuh kilometer dari puncak Gunung Merapi. Tetapi untuk setiap peningkatan aktivitas Gunung Merapi tidak menutup kemungkinan erupsi yang terjadi mencapai jarak luncur hingga 15 kilometer dari puncak.
sumber