(Foto: hospitalnews)
Jakarta, Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Berbagai kajian menunjukkan bahwa pencegahan adalah lebih baik daripada mengobati stroke. Ayo cegah stroke dengan STROKE!Stroke terjadi akibat gangguan peredaran darah otak. Pembuluh darah otak mengalami pengerasan dan penyempitan. Suatu kondisi yang dikenal sebagai atherosklerotik. Atherosklerotik terjadi sebagai akibat akumulasi berbagai faktor risiko yang menyerang pembuluh darah. Faktor risiko tersebut adalah usia tua, hipertensi, diabetes, kegemukan, kadar kolesterol darah yang tinggi, dan merokok.
Penebalam dan pengerasan dinding pembuluh darah tidak menimbulkan keluhan yang spesifik. Gejala baru akan muncul bila terjadi sumbatan akibat rupturnya timbunan plak di dinding pembuluh darah. Pak yang ruptur akan menyebabkan terseumbatnya aliran darah ke otak yang berujung pada kematian sel-sel otak.
Pencegahan sebelum terkena stroke pada orang yang sehat atau tanpa riwayat stroke disebut dengan pencegahan primer. Pencegahan serangan ulang pada orang yang sudah pernah terkena stroke disebut dengan pencegahan sekunder. Pencegahan terhadap hipertensi, diet yang buruk, dan merokok adalah lebih baik dan lebih murah daripada semua terapi yang canggih untuk stroke (terapi trombolitik atau vitamin saraf yang paling canggih sekalipun).
Pada prinsipnya stroke dapat dicegah. Pemahaman akan faktor risiko stroke, dan pengendalian akan faktor risiko stroke mutlak diperlukan. Penelitian Wang menunjukkan bahwa kampanye mewaspadai hipetensi, berhenti merokok, dan menurunkan berat badan pada masyarakat terbukti berhasil menurunkan angka kejadian stroke sampai dengan 11,4%.
Adakah makanan tertentu yang dapat mencegah stroke? Beberapa penelitian terdahulu mengasumsikan bahwa konsumsi makanan laut dan ikan menurunkan risiko stroke. Hal ini terutama dihubungkan dengan kandungan zat asam lemak omega-3 yang tinggi pada ikan. Penelitian yang sudah pernah dilakukan menunjukkan hasil yang bervariasi. Sebuah penelitian baru oleh Bravata, dkk (2007) menunjukkan bahwa konsumsi ikan tidak terbukti menurunkan risiko stroke.
Aktivitas fisik dan berolahraga terbukti menurunkan risiko stroke. Olahraga yang sifatnya aerobik (jalan, bersepeda, berenang, senam) sangat dianjurkan. Penelitian di Eropa pada 22602 subyek berusia 40-79 tahun menunjukan bahwa aktivitas fisik dan olahraga menurunkan risiko stroke (Myint, dkk, 2006).
Cegah stroke dengan STROKE
S = Seimbang gizi
Pertahankan gizi yang seimbang. Konsumsi lemak berlebih akan meningkatkan risiko hiperkolesterolemia. Perbanyaklah konsumsi sayur dan buah. Sayur dan buah terbukti mengandung banyak anti oksidan dan vitamin. Beberapa penelitian terdahulu membuktikan manfaat konsumsi anti oksidan dan serat memperbaiki profil lemak darah, menurunkan tekanan darah, dan mencegah komplikasi kardiovaskuler.
Konsumsi makanan cepat saji berlebih tidaklah dianjurkan. Kandungan natrium (garam) pada makanan cepat saji adalah relatif tinggi. Perubahan pola makan ditengarai sebagai satu penyebab meningkatnya penyakit kardiocerebrovaskuler di berbagai negara berkembang (termasuk Indonesia). Pengurangan konsumsi garam dan diet kaya buah dan sayuran terbukti menurunkan tekanan darah.
T = Turunkan berat badan berlebih
Obesitas memberi risiko stroke dua kali lipat. Obesitas memberi beban berat kepada jantung, dan merupakan predisposisi untuk meningkatnya kadar kolesterol total dan trigliserid, hipertensi, menurunnya kadar kolesterol HDL, dan diabetes melitus.
Indeks massa tubuh di atas 25 disebut dengan berat badan berlebih, dan di atas 30 disebut dengan obesitas. Bayangkan seseorang memiliki berat badan 100 kg dengan tinggi badan 200 cm, maka ia memiliki indeks massa tubuh 25.
Bentuk obesitas yang lain adalah obesitas sentral yang ditandai oleh lingkar perut yang besar. Seseorang dikatakan obesitas sentral bila lingkar perutnya ≥ 102 cm pada laki-laki atau ≥ 88 cm pada perempuan. Obesitas sentral secara konsisten meningkatkan risiko stroke 2-3 kali lipat. Obesitas dapat dikontrol dengan diet dan olahraga secara teratur.
R = Rajin ukur tekanan darah
Berbagai penelitian secara konsisten memperlihatkan bahwa hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang signifikan. Semua bentuk hipertensi dihubungkan dengan peningkatan risiko stroke (Fuentes, dkk, 2007). Penelitian Suarez (2007) menunjukkan bahwa pada penderita stroke, hipertensi ditemukan pada 74,8% kasus.
Waspadailah tekanan darah tinggi pada Anda dan orang-orang terdekat Anda. Ukurlah tekanan darah Anda secara berkala. Bila tekanan darah di atas 140/90 mmHg, maka Anda dinyatakan menderita hipertensi. Hipertensi dapat dicegah dan diberi tatalaksana yang tepat bila dikenali secara dini.
O = Olahraga teratur
Aktivitas fisik terbukti memperbaiki aliran darah, menurunkan kadar kolesterol darah jahat, menurunkan berat badan, dan menurunkan tekanan daah. Aktivitas fisik yang bersifat aerobik terbukti menurunkan risiko stroke. Olahraga terbukti pula menurunkan tekanan darah 4-9 mmHg.
K = Kurangi stress
Strees meningkatkan tekanan darah, menurunkan daya tahan tubuh, menghambat regenerasi jaringan, dan menurunkan sensitivitas insulin (berujung pada diabetes melitus). Beberapa penelitian mengkonfirmasi peningkatan risiko hipertensi dan stroke pada populasi degan masalah psikososial yang berat.
E = Enyahkan rokok
Merokok secara konsisten dihubungkan dengan peningkatan penyakit jantung, hipertensi, stroke, dan kepikunan. Hal initidak hanya menyerang orang yang merokok, namun juga perokok pasif. Penelitian Lantz, dkk (2008) menunjukkan bahwa merokok akan menurunkan aliran darah ke otak. Hal ini lebih teramati pada individu yang memiliki hipertensi.
Penulis
Rizaldy Pinzon