Sepasang lubang hitam (black holes) berukuran sedang (medium) terdeteksi berada di dekat galaksi Bima Sakti, tapi anehnya mereka belum 'ditelan' oleh lubang hitam yang berukuran jauh lebih besar (supermasif) yang juga berada di dekatnya.
Para ilmuwan pun belum dapat memastikan sudah berapa lama lagi kedua lubang hitam itu akan bertahan dari ancaman lubang hitam supermasif. Astronom pertama kali mendeteksi keberadaan dua lubang hitam itu di dalam galaksi M82 sejauh 12 juta tahun cahaya dari Bumi. Hasil pengamatan itu didapatkan dari dua teleskop berteknologi sinar X yakni teleskop Chandra Observatory milik NASA dan XMM-Newton milik Badan Antariksa Eropa.
"Ini adalah pertama kalinya terdapat bukti kuat yang menunjukkan adanya dua lubang hitam berukuran sedang di dalam satu galaksi," kata Hua Feng dari Universitas Tsinghua, China, yang telah menulis dua penulisan ilmiah yang mendeskripsikan hal tersebut. "Lokasinya yang berdekatan dengan pusat galaksi mungkin dapat memberikan petunjuk mengenai asal mula terjadinya lubang hitam supermasif yang biasanya terdapat di pusat kebanyakan galaksi."
Dalam beberapa dekade, ilmuwan telah mengategorikan lubang hitam ke dalam dua jenis. Yakni, yang memiliki massa seberat sebuah bintang, sekitar 10 kali massa matahari dan lubang hitam yang kerap berada di pusat galaksi dan massanya bervariasi mulai dari ratusan hingga miliaran lebih besar daripada matahari.
Namun, menemukan lubang hitam yang memiliki massa di antara keduanya sangatlah sulit. Beberapa ilmuwan berpikir bahwa lubang hitam berukuran sedang berlokasi jauh dari gugusan bintang dan 'tenggelam' di pusat galaksi dengan membentuk gumpalan bersama sehingga membentuk lubang hitam berukuran superbesar.
"Kami tak dapat mengatakan apakah proses ini akan terjadi di M82. Kami pun tak tahu apakah kedua lubang hitam berukuran sedang ini terletak di dalam atau di dekat gugusan bintang," kata asisten peneliti Phil Kaaret dari Universitas Iowa. "M82 adalah lokasi yang terdekat dengan galaksi kita. Kondisi area itu serupa dengan saat awal mula alam semesta saat banyak bintang terbentuk.
Para ilmuwan pun belum dapat memastikan sudah berapa lama lagi kedua lubang hitam itu akan bertahan dari ancaman lubang hitam supermasif. Astronom pertama kali mendeteksi keberadaan dua lubang hitam itu di dalam galaksi M82 sejauh 12 juta tahun cahaya dari Bumi. Hasil pengamatan itu didapatkan dari dua teleskop berteknologi sinar X yakni teleskop Chandra Observatory milik NASA dan XMM-Newton milik Badan Antariksa Eropa.
"Ini adalah pertama kalinya terdapat bukti kuat yang menunjukkan adanya dua lubang hitam berukuran sedang di dalam satu galaksi," kata Hua Feng dari Universitas Tsinghua, China, yang telah menulis dua penulisan ilmiah yang mendeskripsikan hal tersebut. "Lokasinya yang berdekatan dengan pusat galaksi mungkin dapat memberikan petunjuk mengenai asal mula terjadinya lubang hitam supermasif yang biasanya terdapat di pusat kebanyakan galaksi."
Dalam beberapa dekade, ilmuwan telah mengategorikan lubang hitam ke dalam dua jenis. Yakni, yang memiliki massa seberat sebuah bintang, sekitar 10 kali massa matahari dan lubang hitam yang kerap berada di pusat galaksi dan massanya bervariasi mulai dari ratusan hingga miliaran lebih besar daripada matahari.
Namun, menemukan lubang hitam yang memiliki massa di antara keduanya sangatlah sulit. Beberapa ilmuwan berpikir bahwa lubang hitam berukuran sedang berlokasi jauh dari gugusan bintang dan 'tenggelam' di pusat galaksi dengan membentuk gumpalan bersama sehingga membentuk lubang hitam berukuran superbesar.
"Kami tak dapat mengatakan apakah proses ini akan terjadi di M82. Kami pun tak tahu apakah kedua lubang hitam berukuran sedang ini terletak di dalam atau di dekat gugusan bintang," kata asisten peneliti Phil Kaaret dari Universitas Iowa. "M82 adalah lokasi yang terdekat dengan galaksi kita. Kondisi area itu serupa dengan saat awal mula alam semesta saat banyak bintang terbentuk.