Video Pelaku Penipuan SMS Mama Papa Minta Pulsa




Dalam industri telekomunikasi, penipuan via SMS merupakan hal yang biasa terjadi. Khususnya dalam kurun 10 tahun terakhir. Umumnya, penipuan dilakukan menggunakan kedok kuis SMS dengan iming-iming hadiah mobil, rumah hingga melancong ke negeri seberang.

Modusnya, pelaku meminta pelanggan mentransfer uang sebagai pajak atas hadiah, yang tentunya akal-akalan belaka itu.

Belakangan ini modusnya lebih mengharukan. Mengugah iba. Pelaku menjarah pulsa korban dengan menyamar menjadi ibu atau ayah korban yang sedang membutuhkan pulsa dan meminta korban untuk mengisi pulsa ke nomor pengirim. SMS penipuan dengan modus ini dikenal dengan modus "SMS mama-papa".

Dari SMS-SMS penipuan yang sempat mampir ke beberapa nomor VIVAnews, rata-rata SMS yang dilayangkan pelaku meminta korban untuk mentransfer pulsa sebesar 20 hingga 50 ribu. Mungkin bukan angka yang besar. Namun, jumlah tersebut menjadi sangat lumayan jika sang pelaku berhasil menipu 500-1.000 pelanggan.

Penipuan via SMS seperti itu tentunya merupakan aksi kejahatan terencana. Sejauh ini, korbannya pun tak terhitung lagi jumlahnya. Untungnya pihak kepolisian saat ini telah berhasil membongkar penipuan berkedok SMS 'Mama minta pulsa' tersebut.

***

Dari keterangan para tersangka itu, penipuan SMS itu ternyata dilakukan secara terorganisir oleh seratusan orang, yang melibatkan puluhan warga asing. Mereka menyewa rumah di kawasan Jabotabek sebagai markas kejahatan. Personel gabungan dari Polda Metro Jaya dan Mabes Polri berhasil meringkus warga negara asing dari 15 lokasi yang berbeda.

Seperti VIVAnews kabarkan sebelumnya, Kamis, 9 Juni 2011 lalu, tim gabungan Mabes Polri dan Polda Metro Jaya menggrebek sebuah rumah mewah di Jalan Kana II No.17 Sektor III, Cluster Puspitaloka BSD, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Rumah itu diduga menjadi markas kejahatan cyber

Dari rumah itu petugas mengamankan 31 warga Taiwan yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Tidak hanya itu, petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti seperti seperti 25 unit telepon rumah, dan perangkat jaringan internet Telkom Speedy yang biasa digunakan pelaku untuk menipu korban.

Penangkapan dipimpin langsung Kasub Dit Um 3 Polda Metro Jaya, AKBP Helmi Santika. Selanjutnya, ke-30 warga negara asing itu dibawa dengan menggunakan bus feeder busway BSD City bernomor polisi B 7460 IS.

Sementara itu, Kapolsek Serpong, Komisaris Polisi Heribertus Ompusungu, membenarkan adanya penggerebekan ini. Dikatakan, hingga kini kasus tersebut masih ditangani dan dilakukan pengembangan oleh Polda Metro Jaya dan Mabes Polri.

Heribertus menambahkan, para pelaku sudah tinggal di rumah tersebut selama satu bulan. Para warga negara Taiwan itu juga tidak memiliki surat-surat imigrasi. "Rumah itu miliki Jonny, kemudian disewakan ke pelaku yang bernama Lie (WN Taiwan)," ucapnya.

Informasi yang didapat VIVAnews, penggerebekan serupa dilakukan pula di dua lokasi lainnya, yakni Perumahan Gading Park View dan Karawaci tepatnya di dekat lokasi Universitas Pelita Harapan.

"Di Kelapa Gading ada 13 orang yang diamankan, sedangkan di Karawaci ada 50 orang. Semuanya warga negera Taiwan," kata salah petugas yang tidak bersedia disebutkan namanya.

Total, penjahat cyber itu berjumlah 170 orang -- 73 warga negara China dan 97 warga negara Taiwan.

Dari penangkapan, petugas menyita barang bukti berupa 121 telepon, puluhan laptop, Handy Talky (HT), paspor, 24 KTP China dan Taiwan, 28 kartu kredit Bank of China, uang tunai dolar Amerika dan Rupiah, lima kamera, dan catatan telepon calon korban.

Bagaimana jaringan ini bisa masuk ke Indonesia, kepolisian masih menelusuri dengan bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri dan kepolisian China serta Taiwan. Kesimpulan sementara, para pelaku masuk Indonesia dengan visa kunjungan wisata. Kini polisi tengah berkoordinasi dengan Imigrasi untuk mendeportasi 170 tersangka tersebut.

***

Selain penipuan SMS pulsa, kepolisian menduga 170 warga negara asing yang ditangkap dalam kasus ini diduga termasuk jaringan internasional. Para tersangka yang berkebangsaan China dan Taiwan ini juga diduga menipu korban dengan modus jasa investasi dan saham.

Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besar Polisi Boy Rafli Amar mengatakan ada banyak kasus yang terjadi di China dan Taiwan soal internet dan sifatnya transnasional. "Pelakunya ada di berbagai negara. Pada umumnya mereka satu sindikat, ini kejahatan terorganisir," kata Boy di Mabes Polri, Jumat 10 Juni 2011.

Menurut Boy, kepolisian di Thailand dan Kamboja pun menangkap kelompok penipu yang diduga satu jaringan dengan tersangka yang ditangkap di Serpong, 9 Juni lalu. Waktu penangkapan di tiga negara, yakni Indonesia, Thailand, dan Kamboja, "hampir bersamaan."

Boy pun menjelaskan modus kelompok jaringan ini. Pelaku, kata dia, berpura-pura menawarkan jasa investasi dan menawarkan saham. "Mereka meminta korbannya untuk mengirimkan uang dan biasanya terjadi di kota-kota besar. Korbannya bangsa mereka sendiri," kata Boy.

Tidak hanya menjalankan modus penipuan. Kelompok warga negara asiang asal China dan Taiwan, yang ditangkap polisi juga mengendalikan bisnis prostitusi secara daring atau jaringan internet.

Hal ini terungkap dari sejumlah data yang mengenai transaksi prostitusi dari sejumlah pelanggan mereka di kawasan Asia. Biasanya transaksi haram ini dilakukan hanya untuk member.

Namun demikian, kejahatan yang paling banyak mereka lakukan adalah menipu dengan mengaku sebagai pejabat dari sejumlah negara guna mendapatkan sejumlah uang. "Mengaku pejabat dan menakuti korbannya, guna mendapatkan uang," ujar Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Sutarman saat dikonfirmasi, Jumat, 10 Juni 2011.

Kelompok ini mengontrak rumah untuk kemudian memasang saluran internet dengan broadband yang kapasitasnya besar. Itu dilakukan agar dapat memasang beberapa saluran untuk melakukan hubungan telepon melalui internet dari Indonesia ke beberapa negara. "Banyak korbannya ada di China, Taiwan, Filipina, dan Vietnam," kata dia.

..........................................................................

Video Pelaku SMS Mama Minta Pulsa Ditangkap. Akhirnya sindikat SMS Mama minta Pulsa berhasil ditangkap Unit Cyber Crime Bareskrim Mabes Polri. Pelaku penipuan sms tersebut diketahui dikirim via internet dengan dengan memasang saluran internet dengan broadband yang berkapasitas besar

Pelaku sms mama minta pulsa tersebut digerebek di 3 tempat, yaitu di Jalan Kana 2, No 17, Sektor III.3, Cluster Puspita Loka, Perumahan BSD Serpong, Tangerang Selatan, kemudian di Jalan Permata Sari Blok A3 No 38, dan Danau Biru, keduanya di Lippo Karawaci, Kabupaten Tangerang.

Dalam kronologi penangkapan pelaku sms mama minta pulsa tersebut bermula dari pengakuan para korban bahwa ada sindikat penipuan berkedok penjualan barang melalui internet ini. Kemudian polisi mulai mengintai sebuah rumah di Jalan Kana 2 No 17 Sektor III.3, Cluster Puspita Loka, Perumahan BSD Serpong, Tangerang Selatan.

Pengintaian tersebut dilakukan sejak sepekan terakhir dengan berpakaian preman memperhatikan keluar masuknya orang dalam rumah tersebut. Akhirnya Kamis (9/6/2011) sekitar pukul 12.00 wib - 17.00 wib diadakan penggerebegan di lokasi tersebut.

Dari hasil penggerebegan tersebut, petugas berhasil menangkap 31 warga Taiwan yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Serta sejumlah barang bukti seperti seperti 25 unit telepon rumah, dan 3 jaringan internet yang biasa digunakan pelaku untuk menipu sejumlah korbannya.



Mabes Polri juga berhasil menangkap 177 warga negara asing yang diduga terlibat jaringan pengirim pesan singkat (SMS) penipuan ‘Mama Minta Pulsa” di Wisma Pondok Nirwana, Jalan MT Haryono, Jakarta Timur.


sumber:http://akudansekitar.blogspot.com/2011/06/video-pelaku-sms-mama-minta-pulsa.html


Digg Google Bookmarks reddit Mixx StumbleUpon Technorati Yahoo! Buzz DesignFloat Delicious BlinkList Furl

Populer