Tim penyelamat terpaksa diterjunkan karena perilaku aneh lumba-lumba seberat 250 kg yang mencegah enam orang untuk tidak berenang dalam beberapa insiden terpisah sepanjang minggu lalu.
Moko, lumba-lumba berusia 4 tahun yang biasanya tinggal di Mahia, pantai timur Selandia Baru, awalnya dipuji karena sifatnya yang ramah, demikian lansir Sky News (9/12).
Namun sejak ia menjadikan pantai Gisborne sebagai rumahnya di bulan September silam, hewan mamalia yang biasanya ramah ini mulai bertingkah menyebalkan.
Ia pernah menjebak para perenang, membalikkan kayak, membuat para peselancar terguling, dan mengacaukan pelatihan penyelamatan peselancar.
Ahli Ilmu Kelautan Profesor Mark Orams menduga perubahan kepribadian Moko hampir sama dengan perubahan manusia memasuki masa puber.
"Ia melakukan apa yang juga suka kita lakukan ketika masih remaja," ujarnya.
"Ia sedang menguji batas-batas kemampuannya dan ia mencobanya pada manusia. Sayangnya manusia adalah partner belajar kedua yang terbaik.”
"Sebetulnya lumba-lumba kesepian ini sangat suka melakukan kontak fisik dengan manusia, namun ia terlalu besar dan kuat dalam melakukannya."
Namun karena perilaku hewan mamalia ini sedang memburuk, maka pemerintah berencana untuk memberikan peringatan tertulis kepada masyarakat setempat agar berhati-hati selama musim panas di Selandia Baru.
Namun pemenang medali emas kayak Olimpiade dan instruktur penyelamatan peselancar mengatakan bahwa laporan mengenai perilaku Moko terlalu dibesar-besarkan.
Kepada Harian New Zealand Herald, ia mengatakan, "Kalau Anda tak suka dengan cara lumba-lumba itu bermain, ya sudah janganlah bermain dalam air." (Foto Ist)
