disertai hujan deras, petir dan angin kencang, badai Irene melanda New York dengan kecepatan terus meningkat. Dari kecepatan awal yang mencapai 80 km/jam, kecepatan badai Irene terus meningkat pada dini hari hingga 128 km/jam.
New York yang selama ini dikenal dengan sebutan 'kota yang tak pernah tidur', kali ini persis seperti kota hantu. Sebab, sebanyak 370 ribu warganya telah dievakuasi menghindari banjir yang akan terjadi. Wilayah perkantoran di Wall Street dan Coney Island tampak sepi dan sunyi.
Seluruh alat transportasi massal juga tidak beroperasi. Kereta bawah tanah, bus, bahkan kapal ferry menuju Staten Island yang terkenal juga ikut tak beroperasi. Tak ketinggalan bandara-bandara di New York yang selama ini tekenal sibuk, juga ikut ditutup akibat badai Irene.
Tak tampak aktivitas warga New York City yang selalu sibuk seperti biasanya. Badai Irene berhasil melumpuhkan kota terbesar di Amerika Serikat ini.
Walikota New York, Michael Bloomberg, dalam konferensi pers, mengimbau warga New York untuk tetap tinggal di rumah masing-masing dan tidak memaksakan diri pergi ke luar kota. Menurutnya, melarikan diri dari badai Irene sangat tidak mungkin dilakukan.
"Pada titik ini, jika Anda belum dievakuasi, saran kami sebaiknya Anda tetap tinggal di tempat Anda masing-masing. Alam jauh lebih kuat dari kita semua," ujarnya seperti diberitakan AFP, Minggu
Sementara itu, otoritas New York menyebutkan bahwa bahaya terbesar dari badai Irene adalah datangnya banjir. Sebab, banjir yang mungkin terjadi disebabkan oleh hujan khas wilayah tropis dengan curah hujan tinggi, ditambah dengan adanya pasang air laut yang didorong angin hebat dari Samudera Atlantik, terutama pada Minggu pagi.
Wilayah-wilayah rawan terkena banjir yakni distrik finansial di Manhattan, wilayah dekat pantai seperti Brooklyn dan Queens, serta Long Island. Para pejabat setempat mengimbau warga untuk menjauhi pantai.
Sedangkan, pejabat distrik Manhattan menyatakan, kerusakan yang terjadi pada gedung-gedung pencakar langit di Manhattan tidak akan terlalu serius. Yang lebih penting yaitu dampak pemadaman listrik yang memungkinkan warga tinggal dalam kegelapan tanpa penerangan, air maupun tidak bisa menggunakan lift.
Serangan badai Irene di pantai timur Amerika Serikat telah menewaskan tak kurang dari 44 orang. Saat ini pun kota-kota di New England sedang berjuang menghadapi banjir besar, sedangkan jutaan orang masih hidup tanpa aliran listrik. Akan tetapi, dari Carolina Utara hingga Maine, orang-orang kini mulai bangkit untuk membersihkan permukiman mereka.
Adapun di Kota New York, seusai terjangan banjir di sela-sela gedung pencakar langit—seperti halnya adegan di film, kehidupan juga mulai pulih. Kereta api bawah tanah dan bus telah kembali beroperasi.
Meski demikian, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita Associated Press pada Selasa (30/8/2011), di negara bagian di sisi utara pantai timur seperti di Vermont, sang gubernur melaporkan betapa banjir akibat badai merupakan banjir terburuk dalam satu abad terakhir.
Dia pun menegaskan, Pemerintah Amerika Serikat akan mengerjakan apa saja untuk mengembalikan kondisi rakyat ke kehidupan yang normal. Untuk banyak orang, kehidupan setelah serangan badai lebih buruk ketimbang badai itu sendiri.
Di Carolina Utara, setelah Irene melintasi "The Outer Banks" pada Sabtu lalu sebelum menuju ke New York dan New England; sekitar 1.000 orang masih tinggal di tenda pengungsian. Dalam waktu bersamaan, sekitar lima juta rumah di lusinan kota belum teraliri listrik. Diperkirakan butuh waktu satu minggu sebelum listrik mengalir dengan baik.. (kompas.com/2011/08/30/09453580/Badai.Irene.Tewaskan.44.Orang)
Berikut ini 17 Foto Wajah New York Sebelum dan Sesudah Porak Poranda Dihantam Badai Irene
1. Manville, New Jersey
2. Manville, New Jersey
3. Cohoes, New York
4. Scoharie, New York
5. Westchester, New York
6. Westchester, New York
7. Quechee, Vermont
8. Scotia, New York
9. Connecticut River
10. Bartonsville, Vermont
11. Newark, Deleware
12. Vermont
13. North Carolina
14. Brandon, Vermont
15. Newport, Rhode Island
16. Hatteras, North Carolina
17. Margaretville, New York