Lebih dari 3.000 orang tewas akibat baku tembak atau pembunuhan di kota Ciuda Juarez, Meksiko, sepanjang tahun 2010. Angka kematian ini terus bertambah dari tahun ke tahun menyusul tekad pemerintah untuk memberantas gembong perdagangan obat bius.
Menurut laporan pemerintah Meksiko seperti dilansir dari laman Associated Press, Sabtu 1 Januari 2011, sebanyak 3.111 orang tewas pada tahun 2010 di kota yang berbatasan dengan Texas, Amerika Serikat ini.
Angka pembunuhan tinggi di kota ini dimulai sejak bentrokan antara dua geng pengedar obat bius, Juarez dan Siloa, pecah pada 2008 yang menewaskan 1.587 orang. Angka pembunuhan terus meningkat pada 2009 dengan 2.643 orang tewas.
Menurut laporan juru bicara pengadilan Chihuahua, Arturo Sandoval, bulan paling berdarah di 2010 adalah Oktober dengan 359 orang tewas. Angka pembunuhan mulai meningkat di kota ini sejak Presiden Meksiko, Felipe Calderon, mencanangkan perang terbuka terhadap para kartel obat bius sejak pelantikannya Desember 2006 lalu.
Melihat angka pembunuhan yang besar ini, maka pantaslah jika Dewan Kota untuk Keamanan Publik, sebuah NGO Meksiko, mendaulat kota ini sebagai kota paling mematikan di dunia pada 2009. Peringkat ini masih terus dipegang oleh kota ini.
Pembunuhan kebanyakan dilakukan oleh para anggota kartel terhadap para pesaingnya ataupun polisi dan wartawan. Namun tidak jarang pula, anggota kartel ini membunuh secara acak dengan menembakkan peluru dengan membabi buta.
Akibat banyaknya pembunuhan di kota ini, warga kota yang menjadi korban memilih untuk hengkang dari medan pertempuran. Dilaporkan sekitar 200.000 orang dari 1,4 juta penduduk kota meninggalkan Ciuda Juarez. Mereka eksodus berbondong-bondong ke kota yang mereka anggap lebih aman dari pembunuhan dan pemerasan anggota geng. (sj)