Pencetus Ide Energi Mandiri
Istri : encih Lestari (37)
Anak :
- Irham Aulia Handi (15)
- Desi Fatmawati (4)
Pendidikan :
- Sekolah Dasar Negeri 1 Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jabar
- Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Tanjungsari, Sumedang
- Sekolah Menengah Atas Yayasan Karya Madya Tanjungsari, Sumedang
- S-1 Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Winaya Mukti, Sumedang
Kepala desanya, Adang (42), malah terjun langsung untuk menangani masalah instalasi biogas milik warga. Berkat upaya Adang, dan gotong royong generasi muda di sana, sudah banyak warga menghasilkan listrik sendiri dari kotoran sapi. Biogas adalah bagian dari energi terbarukan yang dapat dihasilkan dari limbah peternakan. Upaya untuk menjadikan Haurngombong sebagai desa mandiri energi sudah dilakukan sejak 2003. Inovasi dilakukan karena saat itu harga minyak tanah membubung tinggi. Pada puncaknya, harga minyak tanah pada 2007 sudah mencapai Rp 8.000 per liter. ”Padahal, sebelum konversi energi diterapkan, harganya hanya sekitar Rp 2.500 per liter. Sudah mahal, minyak tanah susah pula dapatnya,” kata Adang.
Proses Produksi Energi Biodisel Desa Haurngombong
Penggunaan biogas diintensifkan melalui kerja sama dengan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung. Respons Unpad sangat baik dengan memberikan dukungan teknologi biogas dan pembinaan untuk warga. Pada 2007, jumlah instalasi biogas di Desa Haurngombong sudah mencapai 60 unit. Haurngombong pun menjadi desa binaan PLN. Desa itu kemudian menerima 10 generator yang telah dimodifikasi PLN pada 2008 dengan daya masing-masing sebesar 450 watt. Setiap generator yang menggunakan bahan bakar biogas itu bisa menghasilkan listrik untuk empat rumah.
Alur Produksi:
Hasilnya Bagi Desa Haurngombong
Jumlah peternak sapi di Desa Haurngombong sekitar 210 orang. Adapun populasi sapi di sana sebanyak 892 ekor. Peternak yang punya banyak sapi, jumlah ternaknya bisa mencapai 12 ekor. Desa dengan luas 219 hektar ini berpenduduk sekitar 5.800 orang, terdiri dari 1.500 keluarga. Saat ini hampir 30 persen dari jumlah itu atau 400 keluarga sudah mampu menghasilkan listrik secara Mandiri. ”Target saya, 1.000 keluarga bisa menghasilkan listrik sendiri. Di Desa Haurngombong masih banyak kotoran sapi yang belum dimanfaatkan,” katanya. Pada 2008, Adang juga membentuk badan usaha milik desa Haurngombong yang bergerak di bidang biogas. Usaha dikelola tiga pegawai inti dan didukung 20 teknisi. Masyarakat Desa Haurngombong yang menggunakan instalasi biogas hanya dikenai iuran Rp 7.500 per bulan,
Spoiler for Desa Mandiri Energi:
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan berbagai instansi seperti, Unpad, Yayasan Cahaya Keluarga & PT PLN (Persero), jika produksi limbah sapi sebanyak 4.14 m3 limbah/hari maka setara = 1.90 kg LPG = 2.56 liter minyak tanah. konversi 1 m3 biogas= 0.46 kg LPG = 0.62 liter minyak tanah = 0.80 liter bensin = 3.50 kg kayu bakar. Saat ini di Desa Haurngombong terdapat sebanyak 529 ekor sapi. 529 ekor sudah dimanfaatkan dan sebanyak 297 ekor yang belum dimanfaatkan. Pemanfaatan biogas dapat menghemat ± 50% Biaya Listrik.
Flash News Tentang Desa mandiri Energi (DME)
Apa Itu Desa mandiri Eenergi ?
Desa Mandiri Energi, lanjutnya, adalah desa yang dapat menyediakan energi dari desa itu sendiri. "Disamping itu, dia dapat membuka lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan serta memberikan kegiatan-kegiatan yang sifatnya produktif.
Tipe Desa mandiri Energi?
ada dua tipe Desa Mandiri Energi. Pertama adalah Desa Mandiri Energi yang dikembangkan dengan non BBM, seperti desa yang menggunakan mikrohidro, tenaga surya, dan biogas. Yang kedua adalah Desa Mandiri Energi yang menggunakan bahan bakar nabati atau bioufuel.
Desa Mandiri Pertama Di Dunia?
Donggwang barangkali adalah desa paling ramah lingkungan se dunia. Desa yang terletak di pulau Jeju-do, pulau terbesar di kawasan selatan Korea Selatan, ini telah berhasil menjadi desa mandiri energi pertama di dunia.