Klub saudara tua Arema Malang itu hengkang dari LSI juga karena sering dirugikan selama berpartisipasi di kompetisi miliki PSSI tersebut. Alhasil, Persema memilih pindah ke Liga Primer Indonesia (LPI) yang menjadi kompetisi tandingan LSI.
PSSI menilai LPI sebagai kompetisi ilegal karena keberadaannya tidak berada di bawah PSSI. Dan sebagai konsekuensi atas keilegalan tersebut, PSSI mengancam akan memberikan sanksi degradasi kepada klub yang bersikeras ikut LPI.
Sialnya, tidak hanya klub saja yang bakal terkena sanksi PSSI. Ancaman hukuman juga akan menerpa semua yang terlibat dalam klub peserta LPI tersebut.
‘’Sanksi juga akan diberikan kepada semua yang ikut terlibat mulai dari tim manajemen, jajaran pelatih maupun pemain yang saat ini memperkuat klub tersebut,’’ kata CEO PT Liga Indonesia, Joko Driyono, seperti dikutip Antara.
Irfan Bachdim pun akhirnya ikut terseret dan terjebak dalam pertarungan dua kepentingan tersebut . Dia terancam dicoret dari timnas apabila memilih tetap bergabung dengan Persema Malang dan bermain di kompetisi tandingan PSSI.
Irfan Bachdim memang harus memilih. Apakah dia akan memilih LPI demi menghormati kontraknya bersama Persema Malang. Ataukah dia harus tunduk pada ancaman PSSI demi menyelamatkan mimpinya bermain bersama timnas.
Apapun pilihan Irfan, yang pasti adalah ucapan pelatih Alfred Riedl kembali terbukti kebenarannya. Bahwa banyak kepentingan non-teknis yang merecoki.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA