Beberapa saat ditulis media, situs Indoleaks sudah tak dapat diakses. Situs Wikileaks versi Indonesia, Indoleaks, sempat mengumbar akan membuka dokumen-dokumen rahasia terkait peristiwa di Indonesia.
Sampai Jumat (10/12) Sore, situs ini hanya tertulis kalimat:
“Not found. We couldn't find the page you were looking for. Feel free to contact support if there's anything we can help you find.”
Situs yang disebut-sebut mirip Wikileaks banjir kunjungan. Jumat siang, pengunduh di Indoleaks sudah mencapai 30 ribu.
Ada sejumlah dokumen yang sudah ditayangkan dalam laman itu antara lain dokumen berjudul “Preeliminary Report on the Factors and Causes in The Loss of Well Banjar Panji-1”. Dokumen ini dikeluarkan Simon Wilson C.Eng. M.Sc. dari D.I.C Petroleum Consultant.
Menurut Indoleaks, dokumen tersebut menunjukkan kajian-kajian ilmiah dan bukti-bukti otentik yang meyakinkan bahwa Lumpur Lapindo bukan bencana alam seperti yang diklaim pemerintah Indonesia.
Indoleaks juga mengklaim mengungkap dokumen perjanjian rahasia antara pemerintah RI dengan Microsoft, yang isinya antara lain menyebutkan Pemerintah RI akan membeli 35.496 salinan Microsoft Windows dan 177480 salinan Microsoft Office.
Indoleaks juga berjanji akan membuka sejumlah dokumen lain, di antaranya Century dan hasil visum korban Gerakan 30 September 1965.
Ditiru
Sebelumnya, Kepala Humas dan Pusat Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Gatot S. Dewa Broto keberadaan Indoleaks tidak bisa dilepaskan dari fenomena WikiLeaks yang sudah mendunia. Gatot juga mengatakan, Indoleaks sulit untuk dijerat dengan UU ITE.
"Sebab kalau di UU ITE disebutkan bagi mereka yang mengubah, mengurangi, atau menambahkan itu bisa diancam. Sementara di Indolekas dokumennya masih original jadi sulit kena UU ITE," dikutip detik, Jumat (10/12) Nah, mungkinkan kasus ini menjadi sinyal akan semakin banyak “wikileaks-wikileaks” lanjutan? [ti/det/cha/hidayatullah.com]