Pihak kepolisian Dubai kini sedang menanti WikiLeaks mengungkap data keterlibatan agen Zionis-Israel, Mossad yang berada dibalik pembunuhan Hamas yang sedang berada di Uni Emirat Arab 20 Januari lalu.
Pesan-pesan kawat diplomatik Amerika Serikat kepada para pejabat Zionis Israel akan menegaskan keterlibatan Mossad dalam meneror salah seorang pemimpin Hamas di Dubai, Uni Emirat Arab (UAE) tersebut.
"Dokumen yang bocor itu akan membuktikan keterkaitan Mossad. Meski pasti ada banyak pihak yang akan membantahnya," ujar Jenderal Dahi Khalfan, kepala kepolisian Dubai, kepada Gulf News.
Sebelumnya, situs Al Jazeera, Kamis mengutip keterangan pendiri WikiLeaks, Julian Assange, yang melaporkan tengah mempersiapkan dokumen yang akan dirilis terkait perang antara Israel dan Hizbullah tahun 2006 serta kasus teror al-Mabhuh.
"Assange tidak boleh diadili atas ulahnya itu, karena mempublikasikan kebenaran bukan kriminal," tegas Khalfan.
Assange bahkan berjanji akan merilis dokumen pembunuhan Mahmud al-Mabhuh di kamar hotel Dubai.
Mabhuh, pendiri sayap militer gerakan Islam Palestina Hamas, ditemukan tewas dalam kamar Hotel Al-Bustan Rotana, dekat Bandara Dubai. Mabhuh tewas diracun oleh sekelompok orang, seperti terekam dalam kamera pengintai (CCTV), yang mengikutinya masuk ke dalam kamar.
Dua belas warga Inggris, enam Irlandia, dan empat Prancis, tiga Australia, dan seorang lainnya warga Jerman telah dipalsukan paspornya untuk memuluskan operasi intelijen tersebut. Fakta tersebut sempat membuat sejumlah negara terkait memprotes tindakan Israel yang dinilai tidak etis. [jp/irn/cha/hidayatullah.com]