WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Sebagai seorang siswa di Jakarta, Barack Obama menghadiri sesi doa Muslim dengan teman-teman sekelasnya menentang keinginan dari ibunya.
Mantan guru kelas tiga Presiden AS tersebut mengatakan bahwa Obama – yang dulunya dikenal sebagai "Barry" ketika ia bersekolah di SD Menteng 1 Jakarta – mempelajari Al-Qur'an dan datang ke kelas-kelas tentang Islam, meskipun ada larangan dari ibunya, Ann Dunham, yang seorang Katolik.
Ingatan guru tersebut akan menambahkan spekulasi tentang hubungan Obama dengan Islam sepanjang kunjunganya yang begitu dinantikan ke Indonesia, negara dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia, sebagai bagian dari tur sepuluh harinya di Asia.
Nama tengahnya, Hussein, dan fakta bahwa ayah tirinya adalah seorang Muslim, telah tergabung untuk mengabadikan rumor tentang sandaran agama Obama. Jumlah penduduk Amerika yang berpikir bahwa ia adalah seorang Muslim telah bertambah sejak pidato pertamanya.
Obama pindah ke Indonesia dengan ibunya dan ayah Indonesia-nya, Lolo Soetoro, ketika ia berumur enam tahun, dan tinggal di sana selama empat tahun. Dalam memoarnya ia mengingat masa-masa di negara tersebut sebagai "karunia dari sebuah kehidupan anak muda" dan ada kasih sayang dan rasa bangga di antara penduduk Indonesia kepada anak laki-laki yang berkahir sebagai Presiden AS.
Guru tersebut, Efendi, yang mengajar di SD Menteng 1 selama 29 tahun, mengingat Obama sebagai seorang "anak gemuk, berambut keriting dan selalu ingin tahu". Sekolah tersebut memilki murid-murid campuran internasional, termasuk Kristen, Hindu, Budha dan Muslim.
Obama menghadiri kelas-kelas tentang Islam sementara murid-murid Kristen menghadiri kelas-kelas tentang Kristianitas, kata Effendi. Barry, ia mengatakan, sendirian di antara para murid di dalam kelas tersebut yang ia sendiri bersikeras untuk hadir dalam kedua kelas tersebut.
"Ibunya tidak suka ia mempelajari Islam. Walaupun ayahnya adalah seorang Muslim. Terkadang ibunya datang ke sekolah; ia marah dengan guru agama dan mengatakan 'Mengapa Anda mengajarinya Al-Qur'an?'," kata Effendi.
"Namun ia tetap datang ke kelas-kelas tersebut karena ia dulunya tertarik tentang Islam. Ia juga akan bergabung dengan murid lainnya untuk doa-doa Muslim."
Pertanyaan-pertanyaan atas agama Obama semakin gencar, sebagian, oleh komentar-komentar tentang akar Muslimnya yang dibuat oleh Hillary Clinton selama kampanye kepemimpinan partai Demokrat.
Media konservatif Amerika mengambil spekulasi lebih jauh dengan mengklaim bahwa Obama menghadiri sebuah madrasah – Sekolah Islami – ketika ia masih seorang anak-anak. Mantan teman sekelas Obama, bagaimanapun juga, telah menyangkal klaim tersebut sebagai tidak masuk akal.
Presiden AS – yang telah menggagalkan sebuah perjalanan yang terjadwal ke Indonesi dua kali sebelumnya – kemungkinan dibingungkan lagi oleh gangguan lalu lintas udara yang disebabkan sebuah mendung debu yang dikeluarkan dari Gunung Merapi.
Gunung berapi tersebut telah meletus sejak 26 Oktober, membunuh sedikitnya 117 orang.
Obama dijadwalkan tiba di Jakarta setelah tiga hari di India.
Penggagalan ketiga tidak akan disambut di Indonesia, di mana beberapa pelanggaran telah diambil pada singkatnya kunjungan tersebut.
Kedatangan yang sangat diharapkan dengan begitu bersemangat oleh para penduduk Indonesia telah diperkecil kurang dari 24 jam; jumlah waktu terpendek yang akan ia habiskan di negara manapun pada rencana perjalanan Asia-nya.
Para murid di Menteng 1, yang telah berlatih lagu-lagu dan tarian-tarian selama lebih dari satu tahun, khususnya akan kecewa.
Kepala sekolah mereka masih belum tega untuk mengatakan kepada mereka bahwa bagaimanapun juga, Obama tidak akan mengunjungi sekolah mereka.
"Ketika saya mengatakan kepada mereka pada bulan Maret lalu bahwa ia telah menggagalkan perjalannya lagi, beberapa anak-anak menangis dan menanyakan mengapa?" Hj. Hasimah mengatakan. "Saya tidak tahu apa yang akan saya katakan kepada mereka kali ini." (ppt/ta)
www.suaramedia.com