Mimsy, Tas Lokal yang Mendunia
Christyna Theosa awalnya adalah seorang mahasiswi yang berkuliah di Amerika Serikat, yang tidak puas dengan clutch yang banyak ditemukannya di pasaran. Menurutnya, clutch yang dijual di pasaran tidak sesuai dengan seleranya, dan harganya terlalu mahal. Selain itu, kebanyakan clutch juga hanya cocok dikenakan pada satu jenis acara saja, entah formal, atau kasual. Jarang ada clutch yang bisa dipakai untuk suasana atau acara apa saja.
Christyna yang kuliah di jurusan grafis, Art Center College of Design Pasadena, akhirnya mulai membuat clutch-nya sendiri dengan label Mimsy pada tahun 2004. Perempuan kelahiran Tuban, 2 Januari 1982 ini banyak bereksperimen dengan bahan dan warna untuk menciptakan desain yang elegan, unik, dan classy, namun juga seksi dan funky. Ia mendesain clutch-nya dengan bahan terbaik seperti kulit Italia, kain lace Jepang dan Prancis, pita sutra, beludru, hingga kristal Swarovski. Semua tas dan clutch-nya juga dilapisi dengan bahan suede Italia dan satin. Tas-tas buatannya ini dijual dengan kisaran harga Rp 1,5 juta hingga Rp 7 juta.
Christyna memasarkan koleksinya door to door, sampai akhirnya memutuskan untuk memilih jalur konsinyasi dengan toko tas dan pakaian di daerah Main Street, Santa Monica, CA. “Lingkungan itu adalah daerah perkantoran orang-orang film Hollywood dan studio film,” ujarnya.
Tas Mimsy yang bergaya edgy ternyata diminati, dan penjualannya terus melesat. Christyna pun kemudian menyasar pecinta fashion dengan budget terbatas dan membuat label Clementine yang dibandrol Rp 158 ribu - Rp 600 ribuan. Perbedaan ada pada bahan bakunya, “Namun kualitas sama baiknya,” terangnya lagi.
Christyna peduli sekali dengan pemasaran Mimsy dan Clementine, sehingga dia pun bekerjasama dengan PR marketing khusus fashion di Los Angeles. Mereka membuat Mimsy ikut serta dalam acara-acara fashion internasional dan mendapat liputan media luar negeri seperti Women’s Weekly (Singapura) dan Fashion Addict (Amerika).
“Brand Mimsy pun jadi dikenal dan order pun datang semakin banyak,” ungkapnya lagi. Kini tas karyanya bisa ditemui di Amerika (New York, Los Angeles, Chicago), Jepang, Malaysia, dan tentunya Indonesia (Grand Indonesia Shopping Town). Koleksi tas ini juga bisa diakses di www.mimsycollections.com.
Saat ini Christyna telah bekerjasama dengan label internasional seperti Bebe dan Urban Outfitters. Untuk Bebe, dia menciptakan tas Mimsy limited edition. Christyna juga tidak melupakan akarnya sebagai wanita Indonesia, setiap tahun dia menciptakan koleksi tas dengan unsur Indonesia.
”Tahun lalu kita menggunakan batik, tahun ini kita pakai Tenun Makassar. Bahkan kita menggelar show khusus untuk koleksi ini di New York,” ujarnya bangga.
Perempuan yang juga berprofesi sebagai desainer grafis ini pun berbagi tips untuk desainer yang ingin mengikuti jejaknya, "Never give up, try new things and be original. Kekayaan budaya masih bisa kita kembangkan lebih ke dunia luar,” ujarnya menutup pembicaraan.