Waspada Terhadap Penambahan Zat Berbahaya Yang Terkandung Dalam Roti !!

Pasti semua orang mengenal makanan yang bernama “Roti” makanan ini digemari banyak orang dan sering digunakan sebagai pengganjal perut saat pagi alias sarapan, namun taukah anda manfaat dan bahaya roti bagi tubuh bila terlalu sering dikonsumsi???

Roti bukan sekadar makanan yang mudah didapat, tapi juga punya segudang gizi bermanfaat. Peranan roti kelak, bisa tidak lagi sebatas menu untuk sarapan, tetapi juga untuk makan siang dan makan malam. Oleh karena itu, kandungan gizi roti perlu diperhatikan agar dapat memberikan sumbangan gizi yang berarti.

Nilai Gizi Roti

Secara umum roti dibedakan atas roti tawar dan roti manis. Roti tawar dapat dibedakan lagi atas roti putih (white bread) dan roti gandum (whole wheat bread). Sedangkan roti manis sendiri dibedakan atas dasar bahan pengisinya, seperti roti isi pisang, nenas, kelapa, daging sapi, daging ayam, sosis, coklat, keju, dan lain-lain.

Dibandingkan dengan 100 gram nasi putih atau mi basah, maka 100 gram roti memberikan energi, karbohidrat, protein, kalsium, fosfor dan besi yang lebih banyak. Sebagai menu sarapan atau bekal “sekolah” si kecil, biasanya roti disajikan bersama susu dan telur goreng atau dadar. Menu ini akan meningkatkan perolehan zat gizi, khususnya protein yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak balita.

Di dalam kelompok bakery , roti merupakan produk yang paling pertama dikenal dan paling populer hingga saat ini. Komposisi roti tawar umumnya terdiri dari: 57% tepung terigu; 36% air; 1,6% gula; 1,6% shortening (mentega atau margarin); 1% tepung susu; 1% garam dapur; 0,8% ragi roti (yeast); 0,8% malt dan 0,2% garam mineral. Gula, walaupun dalam jumlah sedikit perlu ditambahkan ke dalam adonan roti. Hal ini karena gula berperan sebagai bagi pertumbuhan ragi roti (Saccharomyces cereviseae) untuk dapat menghasilkan gas karbondioksida (CO 2) dalam jumlah yang cukup untuk mengembangkan adonan secara optimal.

Roti putih atau roti gandum?

Selain roti putih, kita juga mengenal roti gandum yang berwarna kecoklatan. Roti putih dibuat dari tepung terigu kuat, yaitu tepung yang mampu menyerap air dalam jumlah besar, dapat mencapai konsistensi adonan yang tepat, serta memiliki elastisitas yang baik untuk menghasilkan roti dengan remah yang halus, tekstur yang lembut, volume yang besar, dan mengandung 12-13% protein.

Kebanyakan konsumen lebih menyukai roti putih karena beberapa alasan, seperti:

  • Secara psikologis, roti putih dianggap lebih bersih, murni, bebas cemaran dan lebih aman.
  • Roti putih memiliki tekstur yang lebih lembut.
  • Harganya lebih murah.
Bahaya roti bagi tubuh


Sarapan roti ...bahaya. Penting untuk Anda dan Anak Anda – Bahaya Roti masa kini.Makan terlalu banyak roti tidak baik karena mengandung 2 macam zat yang ber bahaya:
Calcium Propianate & Potassium Bromate.


Calcium Propianate penyebab penyakit ADD (Attention Deficit Disorder)
Potassium Bromate menimbulkan sel kanker (carcinogenic)
Sumber : Wikipedia / Encyclopedia : Bread Improver
(Article terlampir atau anda bisa menge-check sendiri di Internet – Wikipedia, ketik “Bread Improver”)

Tidak seperti sebelum tahun 1950-an, untuk membuat roti perlu waktu sehari, sekarang ini cukup untuk 2 jam dengan diberi bread improver seperti Potassium Bromate.
Potassium Bromate berbahaya karena Karcinogenik (bisa menimbulkan sel-sel kanker) .

Calcium Propianate dipakai pada roti supaya roti kelihatan-nya putih seperti kapas dan supaya roti awet tidak tumbuh jamur. Dan gawat-nya di Indonesia, menurut percakapan yg saya dapatkan dari orang yang pakar di bidang roti di Indonesia, banyak produsen roti menaruh calcium propionate dalam kadar yang super-super tinggi ( semau-mau-nya), supaya roti-nya lebih awet, putih dan tidak mudah ber-jamur (bulukan), dan dengan alasan harga, ada juga sebagian dari produsen roti yg memakai calcium propionate yang bukan untuk makanan (food-grade).

Calcium propionate pada anak bisa menyebabkan penyakit ADD (Attention-deficit hyperactivity disorder atau Attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD or AD/HD). Penyakit ini membuat seseorang selalu hiper aktif dan tidak bisa ber-konsentrasi.

Dari sudut pandang gizi, roti gandum utuh (whole wheat bread) sebenarnya memiliki nilai gizi yang lebih baik dibandingkan roti putih (white bread). Beberapa keunggulan rori yang terbuat dari tepung gandum utuh itu adalah mengandung serat pangan, antioksidan, fitoestrogen (baik untuk mencegah penyakit jantung dan aneka kanker), vitamin dan mineral yang jauh lebih banyak dibandingkan roti putih. Selain itu, roti gandum juga memiliki cita rasa yang sangat khas.

Selain serat, roti juga dapat difortifikasi dengan berbagai macam zat gizi. Beberapa zat gizi yang banyak ditambahkan ke dalam roti adalah vitamin, seperti thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2) dan niasin, serta sejumlah mineral berupa zat besi, iodium, kalsium, dan lain-lain. Belakangan ini, untuk meningkatkan mutu protein bagi tubuh, roti juga diperkaya dengan asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA), terutama kelompok omega-3 seperti EPA (asam eikosapentaenoat) dan DHA (asam dokosaheksaenoat). Roti isi tuna adalah salah satu contoh roti yang diperkaya omega-3.

Penelitian telah membuktikan betapa pentingnya penambahan PUFA ke dalam makanan formula untuk mendukung perkembangan bayi dan balita. PUFA dapat meningkatkan kemampuan anak untuk memusatkan perhatian, memecahkan masalah, dan penglihatan (visual). Dari nilai plus roti, apalagi yang difortifikasi berbagai zat gizi, jelas roti merupakan hidangan alternatif yang baik bagi menu keluarga. Jadi, kelebihan menghidangkan roti karena mudah didapat akan bertambah berkat nilai gizinya.

Begitu banyak riset yang mengemukakan manfaat “Roti” meski ada pula yang memberitahukan bahayanya. “Roti” masih dalam kategori makanan yang aman asal kita tidak terlau sering mengkonsusmsi dalam jumlah yang berlebihan karena segala sesuatu yang berlebihan pastilah tidak akan baik.

Sumber

Sumber : danish56.blogspot.com